Kamis, 26 Mei 2011

ricky.efendie@gmail.com

Karya Tulis Perpustakaan


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
“Buku adalah jendela dunia”, begitu kata pepatah. Hal ini seakan merupakan sebuah penekanan mengenai pentingnya arti membaca bagi manusia. Membaca pada hakikatnya merupakan kegiatan memperoleh informasi melalui simbol-simbol tercetak yang tidak terbatas pada buku, tetapi juga mencakup surat kabar, brosur, leaflet, papan nama, media elektronik, dan lain-lain.
 Buku mempunyai peranan penting dalam proses sosialisasi. Apa yang dibaca akan berpengaruh terhadap perkembangan pengetahuan, kepribadian dan intelektualitas seseorang. Sebagaimana salah satu tujuan kemerdekaan Indonesia yang tersebut dalam UUD 1945 ialah mencerdaskan kehidupan bangsa secara menyeluruh dan merata yang dilakukan antara lain melalui proses pendidikan itu sendiri berkaitan langsung dengan kegiatan belajar dan membaca.
Namun, walaupun proses pendidikan itu tidak langsung memfokuskan pada kegiatan membaca, namun kegiatan membaca sebagai pangkal dari proses pendidikan adalah hal mutlak yang harus diperhatikan. Meskipun media massa / buku tidak secara langsung mengajari, tetapi tetap memberikan pengaruh terhadap pembentukan pengetahuan dan kepribadian individu dan kelompok.
The International Association for Evaluation of Education (IEA) : 1992 dalam sebuah studi kemampuan membaca yang dilakukan pada 30 negara di dunia, menyimpulkan bahwa kemampuan baca anak-anak Indonesia menduduki urutan yang ke 29. Menurut DR. Jiyono, MA bahwa: " Dari seluruh butir soal yang diberikan kepada anak-anak kita ternyata harga 36,1% yang dapat dikerjakan dengan benar ". Berarti 69,9 % yang dikerjakan secara salah, menunjukkan bahwa prosentase baca anak-anak Indonesia benar-benar amat rendah.
Gambaran diatas membuat kita berfikir, bahwa kegiatan membaca bukan lagi merupakan kegiatan “murah” yang tidak harus kita perhatikan. Namun, ini merupakan salah satu komponen pembangunan mahasiswa yang senantiasa harus kita perhatikan.
Masalah mengenai minat baca dikalangan mahasiswa, bukan merupakan hal baru yang dibahas berbagai kalangan. Dalam berbagai seminar, simposium, loka karya dan sebagainya telah dibahas oleh para pakar nasional mengenai rendahnya minat baca dikalangan mahasiswa Indonesia, terutama daerah pedesaan. Namun, pembicaraan tersebut biasanya hanyalah sampai disitu saja, dan tidak ada suatu bentuk penyelesaian yang konkret untuk kita rasakan.
Universitas Bengkulu misalnya, perguruan tinggi negeri terbesar di Bengkulu ini memiliki mahasiswa lebih dari 10.477 mahasiswa, yang terdiri dari  8 fakultas memiliki gedung Uit Pelayanan Teknis Perpustakaan yang cukup megah jika dibandingkan dengan perguruan tinggi lain di daerah yang sama. Perpustakaan ini mengkoleksi buku sebanyak 55.845 eksemplar dengan 14.462 judul, yang terbagi menjadi koleksi dalam bahasa asing sebanyak 7.308 judul dan dalam bahasa Indonesia  sebanyak 1.136 judul. Namun, jika ditilik dari jumlah pengunjung yang datang keperpustakaan tersebut baik untuk membaca atau meminjam buku hanya berkisar 5% saja. Jumlah ini sudah termasuk mahasiswa yang hanya iseng dan memanfaatkan fasilitas hotspot yang disediakan untuk mengakses internet secara gratis diperpustakaan tersebut. Cukup menyedihkan bukan?
Jadi, penulis menilai bahwa usaha untuk mensosialisasikan kegiatan membaca dikalangan mahasiswa, sesuai dengan asumsi dasar bahwa membaca adalah kegiatan penting, belum mampu dilaksanakan secara maksimal oleh pengelola UPT perpustakaan Universitas Bengkulu.
Berdasarkan pemikiran diatas, maka Penulis mencoba menyusun sebuah Karya Ilmiah dengan Judul : “Usaha Perpustakaan Untuk Menarik Minat Membaca dikalangan Mahasiswa Universitas Bengkulu”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang ada, maka Karya Ilmiah ini akan membahas beberapa masalah yang dirumuskan sebagai berikut :
1.  Bagaimana usaha perpustakan untuk mempromosikan kegiatan membaca di kalangan mahasiswa ?
2.  Faktor apa saja yang mempengaruhi usaha perpustakaan untuk mempromosikan kegiatan membaca di kalangan mahasiswa ?

C. Tujuan
Karya tulis ini disusun dengan tujuan antara lain :
1.    Sebagai bahan referensi bagi Perpustakaan Umum Kabupaten Karimun, dalam rangka menyambut Bulan gemar Membaca.
2.    Sebagai bahan pertimbangan bagi Perpustakaan Umum Kabupaten Karimun untuk meningkatkan perannya dalam mensosialisasikan kegiatan membaca di kalangan mahasiswa.
























BAB II
PEMBAHASAN

A.    Kebiasaan Membaca Di Kalangan Mahasiswa
Dalam Undang-Undang RI Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan, tersebut bahwa mahasiswa mempunyai hak yang sama untuk :
a.  Memperoleh layanan serta memanfaatkan dan mendayagunakan fasilitas perpustakaan;
b.  Mengusulkan keanggotaan Dewan Perpustakaan;
c.   Mendirikan dan/atau menyelenggarakan perpustakaan;
d.  Berperan serta dalam pengawasan dan evaluasi terhadap penyelenggaraan perpustakaan.

            Hal tersebut menegaskan bahwa pelayanan kepustakaan merupakan hak mutlak semua lapisan mahasiswa, tanpa memandang umur, ras, warna kulit, golongan dan sebagainya. Namun, kondisi real yang kita rasakan adalah bahwa pelayanan kemahasiswaan ini belum berfungsi secara optimal, dan minat baca mahasiswa masih tergolong sangat rendah.
Bila kita amati dari satu seminar ke seminar lainnya seakan-akan kita berada dalam lingkaran setan, dimana masalah minat baca sepertinya tidak berujung pangkal dan sulit untuk mencari penyelesaiannya. Semua masalah selalu menghadapi jalan buntu, oleh sebab itu forum seminar hanya sebatas mengumbar ide, wawasan, keluh kesah, konsep, dan setelah itu panitia penyelenggara maupun pemakalah tidur lelap tanpa menindak lanjuti keputusan atau konsep yang telah diambil. Besok-besok diselenggarakan lagi seminar dengan tema yang sama yaitu masalah minat baca yang rendah. Dengan demikian timbul pertanyaan, benarkah masalah minat baca begitu rumit dan tidak bisa diselesaikan di negara kita ini ? Ataukah solusi penyelesaiannya yang tidak menyentuh akar permasalahan ?
Masih rendahnya minat baca mahasiswa ini, perlu kita cermati bersama dan dicari akar masalah / landasan yang paling fundamental mengenai permasalahan ini. Penulis menilai, bahwa akar masalah yang terjadi sehubungan dengan rendahnya minat baca antara lain :
1.    Manfaat membaca secara langsung belum bisa dirasakan oleh mahasiswa.
2.    Bahan bacaan belum merata.
3.    Pembinaan perpustakaan belum merata.
4.    Kemajuan teknologi lebih menarik perhatian.
5.    Daya beli bahan bacaan masih kurang.
6.    Jarak menuju perpustakaan jauh dari jangkauan mahasiswa.

B.    Fungsi Perpustakaan.
Berdasarkan tujuan perpustakaan sekolah, maka dapat dirumuskan beberapa fungsi perpustakaan, sebagai berikut :
1.    Fungsi Edukatif.
Yang dimaksud dengan fungsi edukatif adalah perpustkaan menyediakan bahan pustaka yang sesuai dengan kurikulum yang mampu membangkitkan minat baca para siswa, mengembangkan daya ekspresi, mengembangkan kecakapan berbahasa, mengembangkan gaya pikir yang rasional dan kritis serta mampu membimbing dan membina para siswa dalam hal cara menggunakan dan memelihara bahan pustaka dengan baik.

2. Fungsi Informatif.
Yang dimaksud dengan fungsi informatif adalah perpustakaan menyediakan bahan pustaka yang memuat informasi tentang berbagai cabang ilmu pengetahuan yang bermutu dan uptodate yang disusun secara teratur dan sistematis, sehingga dapat memudahkan para petugas dan pemakai dalam mencari informasi yang diperlukannya.

3. Fungsi Administratif
Yang dimaksudkan dengan fungsi administratif ialah perpustakaan harus mengerjakan pencatatan, penyelesaian dan pemrosesan bahan-bahan pustaka serta menyelenggarakan sirkulasi yang praktis, efektif, dan efisien.

4. Fungsi Rekreatif.
Yang dimaksudkan dengan fungsi rekreatif ialah perpustakaan disamping menyediakan buku-buku pengetahuan juga perlu menyediakan buku-buku yang bersifat rekreatif (hiburan) dan bermutu, sehingga dapat digunakan para pembaca untuk mengisi waktu senggang, baik oleh siswa maupun oleh guru.

5. Fungsi Penelitian
Yang dimaksudkan dengan fungsi penelitian ialah perpustakaan menyediakan bacaan yang dapat dijadikan sebagai sumber / obyek penelitian sederhana dalam berbagai bidang studi.

C. Perpustakaan Sebagai Gudang Ilmu
Julius Caesar, Raja Roma, pernah menyerang ke Mesir.(12) Namun, ternyata Mesir memiliki tentara yang amat kuat, saking kuatnya, ia bersama tentaranya terjepit. Dalam keadaan terjepit inilah, Julius Caesar memiliki ide untuk menghindari musuhnya, yaitu dengan cara membakar perpustakaan besar Mesir yang bernama Alexandria. Ternyata Julius Caesar berhasil meloloskan diri dari kepungan tentara Mesir. Hal ini terjadi karena mahasiswa Mesir sangat menghargai perpustakaannya.
Cerita diatas menyiratkan bahwa perpustakaan yang berisikan sekumpulan buku yang disusun secara sistematis merupakan sesuatu yang sangat berharga, bahkan harganya lebih dari seorang Raja Roma sehingga mereka bisa meloloskan diri.
Di hampir semua perpustakaan, kondisi perpustakaan umum bagi mahasiswa masih belum memenuhi standart sarana dan pra sarana pendidikan. Jumlah buku dan klasifikasinya masih belum memenuhi kebutuhan mahasiswa. Di UPT Perpustakaan UNIB sendiri, jumlah buku pada tahun 2009 adalah 55.845 buah, dengan klsisifikasai :
1.    Buku dengan bahasa indonesia sebanyak 14.462 eksemplar dan 3.136  judul.
2.    Buku dengan bahasa asing sebanyak 19.386 eksemplar dan 7.308 judul

Jika dibandingkan dengan jumlah mahasiswa yang mencapai 10.477 orang menunjukan ada indikasi bahwa jumlah dan klasifikasi buku perpustakaan Universitas Bengkulu diatas belum memenuhi kebutuhan mahasiswa. Sehingga, hal ini menyebabkan kurangnya minat baca mahasiswa di perpustakaan.
Ketidakpedulian atau kurangnya minat baca mahasiswa bisa diakibatkan oleh kondisi mahasiswa kita yang pergerakannya melompat dari keadaan pra literer ke dalam pasca literer, tanpa melalui masa literer. Artinya dalam kondisi mahasiswa yang tidak pernah membaca, tidak terbiasa dengan budaya menulis (terbiasa dengan budaya lisan), kedalam bentuk mahasiswa yang tidak mau membaca seiring masuknya teknologi komunikasi, informatika, dan broadcasting. Akibatnya mahasiswa kita lebih senang menonton televisi daripada membaca.

D. Peran Perpustakaan Dalam Meningkatkan Minat Baca
Mahasiswa yang sudah maju, berdaya, dan cerdas bisa tercermin dari tingginya budaya baca mereka. Budaya baca yang tinggi diawali oleh tumbuhnya minat baca, kemudian menjadi kegemaran membaca, akhirnya memelihara dan mengembangkan minat baca tersebut menjadi suatu kegiatan yang mendatangkan manfaat.
Menumbuhkan minat dan cinta membaca sesungguhnya dapat dilakukan oleh siapa saja mulai dari diri pribadi, keluarga atau orangtua, sekolah, dan mahasiswa. Oleh sebab itu upaya pemerintah untuk memasyarakatkan budaya baca tidak cukup hanya dengan mendirikan perpustakaan ataupun dengan memfasilitasi berdirinya perpustakaan pribadi seperti sudut baca dan taman-taman bacaan mahasiswa, tetapi perlu ditimbulkan suatu semangat, gerakan, dan tekad yang membangkitkan kesadaran seluruh lapisan mahasiswa terhadap pentingnya membaca.
Perpustakaan memiliki peran strategis dalam menumbuhkan minat baca mahasiswa. Untuk mengembangkan minat dan kebiasaan membaca cakupannya amat luas, karena menyangkut masalah-masalah mulai dari keluarga sampal ke mahasiswa. Di samping itu peran pemerintah mulai dari pemerintahan tingkat pusat hingga pemerintahan tingkat terendah di daerah sangat besar. Masing-masing pemerintahan berperan sesuai tugas dan fungsinya serta kewenangannya. Demikian juga yang seharusnya dalam pemerintahan Universitas bengkulu. Pemerintah pusat misalnya harus menentukan kebijakan dan strategi sesuai dengan kewenangannya termasuk penyediaan anggaran operasionalnya, Pemerintah di tingkat Provinsi menetapkan kebijakan dan strategi sesuai dengan kewenangannya termasuk penyediaan anggaran operasionalnya. Pemerintah Daerah Kabupaten/Kotamadya menetapkan kebijakan dan strategi serta penyediaan anggaran operasional yang memadai guna melancarkan program pengembangan minat baca.

E.  Konsep Pembangunan Perpustakaan
Sesuai dengan tugasnya, fungsi pokok perpustakaan adalah memberikan pelayanan informasi untuk menunjang program belajar, baik dalam usaha pendalaman dan penghayatan pengetahuan, penguasaan keterampilan, maupun penyerapan dan pengembangan nilai dan sikap.(16) Untuk itu, pembangunan dan pengelolaan perpustakaan yang baik dan profesional harus dilaksanakan dengan sistematis. Pengelolaan kepustakaan meliputi antara lain :
1.    Pengadaan koleksi.
2.    Pengolahan koleksi.
3.    Pengklasifikasian.
4.    Tata Ruang Perpustakaan.
5.     Pemeliharaan.
6.    Struktur Organisasi Pengelola jelas.
7.    Pembiayaan teratur.



F. Promosi Pustaka
Tujuan utama promosi perpustakaan adalah upaya menyadarkan mahasiswa pengguna tentang pentingnya perpustakaan bagi kehidupan. Ada dua pertanyaan dasar yang harus diketahui oleh Pustakawan dalam mempromosikan kegiatan membaca di perpustakaan :
1.     Apakah pustakawan tahu apa yang dipikirkan pengguna tentang pelayanan perpustakaan ?
2.     Apakah pustakawan tahu apa yang diinginkan pengguna di perpustakaan ?

Sebaiknya perpustakaan memiliki kebijakan tertulis menyangkut promosi dan merinci berbagai sasaran serta strategi yang akan digunakan. Tentu saja, kebijakan ini harus dikerjakan bersama-sama dengan manajemen perusahaan. Kebijakan pengelolaan dan promosi ini hendaknya memuat beberapa unsur :
1.    Sasaran dan strategi
2.    Rencana tindakan agar pasti tujuan tercapai
3.    Metode evaluasi

Disini penulis mencoba memberikan beberapa ide dalam bentuk kegiatan yang dapat dijadikan sarana promosi perpustakaan :
1.    Menyelenggarakan pameran buku.
2.    Membuat terbitan berisi informasi mengenai jam buka, jasa dan koleksi perpustakaan.
3.    Mempersiapkan dan menyebarluaskan bermacam daftar sumber informasi dan pamflet yang berkaitan dengan proyek dan program perpustakaan.
4.    Memberikan informasi tentang perpustakaan kepada semua karyawan.
5.    Menyelenggarakan lomba-lomba seperti lomba karya tulis ilmiah, lomba majalah dinding, dan sebagainya.

Diharapkan, melalui beberapa kegiatan diatas, maka usaha promosi perpustakaan dapat dijalankan dengan baik, dan mahasiswa luas tertarik untuk mengunjungi perpustakaan tersebut. Langkah selanjutnya adalah mensosialisasikan kegiatan membaca pada pengguna perpustakaan tersebut untuk kemudian dijadikan mitra untuk bekerjasama membangun kebiasaan membaca dikalangan mahasiswa.
Bentuk kegiatan lain dalam rangka pendidikan pemakai yang lebih integral dan kontinyu adalah mengadakan kursus dan pelatihan keperpustakaan. Kursus dan program berbasis perpustakaan khususnya ditujukan pada karyawan dan staf tentang bagaimana cara menggunakan perpustakaan. 
Pelatihan yang didesain khusus untuk level manajer hendaknya memberikan bimbingan yang jelas mengenai peran perpustakaan di dalam kegiatan perusahaan serta bantuan yang tersedia dari staf perpustakaan. Pelatihan semacam ini hendaknya secara khusus menekankan pelatihan praktis dalam mencari informasi yang berhubungan dengan pekerjaan. Melalui pengalaman mereka dalam mencari sumber informasi yang sesuai, para karyawan akan semakin memiliki pemahaman yang lebih dalam mengenai bagaimana perpustakaan dapat melengkapi tugas-tugas mereka.

G. Budaya Baca
Membaca dalam arti yang umum adalah melakukan berbagai kegiatan yang dapat memperkaya pengetahuan sarta memperluas wawasan untuk dapat membentuk watak dan sikap yang menyebabkan pengetahuan seseorang bertumbuh. Sumber bacaan adalah bisa dari buku, majalah ataupun surat kabar. Apabila kita membiasakan diri membaca terus-menerus setiap hari dan sepanjang waktu maka lambat laun akan tertanam dalam diri kita suatu keadaan atau perasaan selalu ingin tahu . Dan apabila perasaan selalu ingin tahu sesuatu ini mendapat suatu dorongan yang kuat dalam batin kita maka disitulah mulai timbul minat (interest) karena adanya berbagai informasi yang muncul, di sekitar kita, informasi itulah yang mendorong kita untuk mencari sumbernya dan bahkan kebenaran. Di zaman sekarang ini sumber informasi pada umumnya didapat dari berita- berita baik dati Televisi maupun Radio (Audio Visual), disamping itu sumber informasi lainnya adalah dari buku, majalah, surat kabar dan jenis cetakan lainnya (sumber informasi tercetak). Dari buku, majalah dan surat kabar diharapkan akan dapat menimbulkan minat baca. Selanjutnya dari minat baca diharapkan dapat bertumbuh terus dalam arti dari minat baca kemudian berkembang menjadi kebiasaan membaca bagi seluruh lapisan mahasiswa.
Lebih konkretnya, kebiasaan membaca akan timbul apabila ada selera, minat, kemudian menjadi kebiasaan yang ditunjang dengan adanya bahan bacaan. Hal ini menunjukkan bahwa semua pihak terutama perpustakaan sebagai penyedia layanan mahasiswa harus lebih giat dan berperan aktif untuk mengusahakan kebiasaan membaca dikalangan mahasiswa.
Membaca yang pada awalnya hanya sekedar dipromosikan oleh perpustakaan, kemudian akan menarik pengunjung untuk mengunjungi perpustakaan dan membaca buku. Kemudian akan timbul suatu selera atau kebutuhan akan bahan bacaan, dan lama-kelamaan akan timbul sebuah kebiasaan yang akan membudaya dikalangan mahasiswa kita. Hal inilah yang menjadi cita-cita kita bersama.
Namun, hal ini juga harus ditunjang dengan adanya sebuah sistem pengelolaan perpustakaan yang baik pula. Agar para konsumen dan pengguna merasa nyaman dan aman, kemudian juga hendaknya diperhatikan koleksi perpustakaan yang ada dan hendaklah senantiasa up to date bagi pengguna.












BAB III
KESIMPULAN

A.    Kesimpulan
Untuk mempromosikan kebiasaan membaca dikalangan mahasiswa merupakan tugas penting seluruh pihak. Sebagai membaca merupakan sebuah kegiatan yang menjadi awal tonggak keberhasilan sebuah negara dengan Sumber Daya Manusia yang bermutu dan berpendidikan serta berwawasan luas.
Perpustakaan sebagai sarana pelayanan mahasiswa dan penyedia ilmu pengetahuan hendaklah memiliki peranan penting dalam mempromosikan kebiasaan membaca. Mempromosikan perpustakaan kepada mahasiswa akan secara langsung mempromosikan kegiatan membaca sebagai tonggaknya.

B. Saran
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mempromosikan kegiatan membaca dikalangan mahasiswa oleh perpustakaan adaalah :
1.    Tersedia perpustakaan yang baik.
2.    Adanya manajemen pengelolaan perpustakaan yang baik.
3.    Adanya koleksi buku / bahan bacaan yang cukup dan sesuai dengan kebutuhan mahasiswa.
4.    Adanya kerjasama perpustakaan dengan berbagai pihak yang berkepentingan dalam membangun perpustakaan.










Daftar Pustaka
www.google.com tentang konsep perpustakaan
-----.2010.Buku panduan Akademik.Universitas Bengkulu; Bengkulu
Depdikbud.1993/1994, Pengelolaan Perpustakaan